Pages

Jumat, 17 Agustus 2018

Melihat & Berbicara Denganmu


Lelah masih sangat terasa. Setelah dua hari penuh melakukan pendakian gunung fuji naik dan turun tanpa istirahat tidur, saya harus segera kembali ke sendai naik bus malam. Alhamdulillah di perjalanan bis  itu saya bisa istirahat, sebelum pagi-pagi besoknya saya harus menjalani proses ta'aruf jarak jauh melalui video call.

Sesampainya di Sendai pukul 6 pagi, mata masih terasa sangat mengantuk dan kepala cukup berat. Serasa ingin tidur kembali. Namun saya harus segera bersiap dan mandi. Sebelum jam 9 saya harus sudah siap.

Waktunya pun tiba. Video call baru bisa dimulai setelah sekitar 15 menit dari yang dijadwalkan. Video call pun tersambung. Yang saya lihat pertama kali adalah ayahnya, dan kemudian menyusul ibunya. Dia belum tampak. Katanya masih siap-siap.


Selang beberapa waktu, diapun turut bergabung bersama ayah dan ibunya, duduk berbaris disebuah kursi sofa yang nampaknya itu di ruang tamu. Proses itupun dimulai.

Saya sempat merasa sedikit kagok sebelum dimulainya proses itu. Maklum saja itu adalah kali pertama saya menjalani proses semacam itu. Namun kemudian rasa itupun segera hilang dan tergantikan fokus setelah membaca beberapa ayat quran. Ayahnya membuka obrolan dengan cukup luwes, santai dan beberapa kali melempar candaan. Itu juga yang membuat saya kemudian lebih rileks.

Proses inti dibuka oleh perkenalan masing-masing. Saya memulai dan kemudian ia setelahnya.

Pemaparan masing-masing cukup singkat dan sebagian besar juga sudah masing-masing ketahui dari biodata. Tak banyak informasi yang ditambahkan.

Kemudian dilanjutkan pada sesi tanya jawab. Saya mulai dengan satu pertanyaan sederhana, iapun menjawab. Kemudian dia bergantian bertanya dan saya menjawab.

Kami hanya menanyakan masing-masing satu pertanyaan.

Menurut saya pribadi saat itu sudah cukup. Karena entah mengapa, apapun pertanyaan yang saya tanyakan nampaknya kecenderungan jawaban umumnya mungkin sudah bisa saya pahami darinya, berdasar pada membaca biodatanya dan melihatnya pada saat proses itu. Ingin saya bertanya hal-hal yang spesifik, namun nampaknya tak relevan pada saat itu.

Lalu bagaimana dengannya? Setelah beberapa kali ditanya ada pertanyaan lagi atau tidak, ia tampak menggelengkan kepala.

Ditulis oleh Vempi Satriya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar