Tinggal beberapa hari lagi menuju hari kepulanganku kembali ke Sendai, Jepang. Hanya tinggal menunggu visa yang dijanjikan selesai besok. Sudah hampir satu bulan aku tidak bersama dengan suamiku tercinta. Di awal-awal waktu aku berpisah dengannya sunggu sangat berat. Aku selalu terbayang akan kehadirannya bahkan tak segan air matapun jatuh membasahi pipiku. Komunikasi kami tak pernah putus melalui chat dan video call. Tetapi tetap saja terasa berbeda tanpa kehadirannya. Aku harus mencoba terbiasa, tetap menjalani aktivitas agar kesedihan ini tak begitu larut hingga aku bertemu lagi dengannya.
18 Februari 2019
Aku kembali masuk kantor. Padahal 11 Januari kemarin aku sudah pamit pada teman-teman kantorku dan mereka pun sudah mengadakan farewell untukku. Rencana awal saat aku akan tinggal di Jepang, aku akan bekerja remote dari tanggal 14 Januari hingga aku resign tanggal 28 Februari. Ya bekerja remote di Jepang. Karena aku akan pergi hingga hari aku resign, teman-teman kantorku mengadakan farewell tanggal 11 Januarinya. Pun aku sudah pamit ke teman-teman ku yang lain.
Tetapi rencana Allah berbeda. CoE ku yang menjadi syarat untuk bisa tinggal di Jepang untuk waktu yang lama tak kunjung selesai. Bahkan hingga masa berlaku visa wisataku habis. Sehingga aku harus kembali pulang ke Indonesia. Di hari aku masuk kantor kembali, saat aku bertemu dengan teman-temanku, mereka sangat kaget. Satu per satu teman yang bertanya pun aku jelaskan kenapa aku kembali ke Indonesia. Kemudian aku menjalani kehidupanku seperti biasanya. Bekerja. Pulang pergi bekasi kemang dengan KRL. Sungguh melelahkan. Aku bekerja hingga hari terakhirku aku resign. Tapi lucunya karena 11 Januari kemarin sudah farewell, sehingga tak ada acara yang sama. Aku pun pulang seperti biasanya. Pamitpun aku lakukan hanya di grup telegram saja.
Tetapi rencana Allah berbeda. CoE ku yang menjadi syarat untuk bisa tinggal di Jepang untuk waktu yang lama tak kunjung selesai. Bahkan hingga masa berlaku visa wisataku habis. Sehingga aku harus kembali pulang ke Indonesia. Di hari aku masuk kantor kembali, saat aku bertemu dengan teman-temanku, mereka sangat kaget. Satu per satu teman yang bertanya pun aku jelaskan kenapa aku kembali ke Indonesia. Kemudian aku menjalani kehidupanku seperti biasanya. Bekerja. Pulang pergi bekasi kemang dengan KRL. Sungguh melelahkan. Aku bekerja hingga hari terakhirku aku resign. Tapi lucunya karena 11 Januari kemarin sudah farewell, sehingga tak ada acara yang sama. Aku pun pulang seperti biasanya. Pamitpun aku lakukan hanya di grup telegram saja.
27 Februari 2019
Kemarin sore suamiku menelfon. Dia bilang bahwa ada paket pos yang datang. Tetapi karena di apato tidak ada orang, sehingga harus dijadwalkan ulang dikirimkan besok paginya. Pagi ini suamiku kembali menelfon, mengabarkan bahwa paket posnya adalah CoE ku. Alhamdulillaah ya Allah. Aku mengucap syukur tiada hentinya. Nada suaranya pun terdengar seperti menangis. Selepas menelfon aku pun langsung sujud syukur. Alhamdulillaah. Kemudian suamiku langsung mengirimkan CoE nya ke Indonesia melalui paket kirim kilat. Sebelumnya memang banyak drama yang terjadi. Ya drama menunggu keluarnya CoE. Karena dari kantor imigrasi Sendai tak memberikan kepastian tanggal kapan selesainya. Hanya memberikan range satu hingga dua bulan. Kami mengajukan CoE tanggal 25 Januari. Jika hingga dua bulan artinya aku harus menunggu di Indonesia hingga 25 Maret. Itu pun aku tidak langsung pulang. Masih banyak rangkaian tahap hingga aku bisa pulang ke Jepang. Sangat menyedihkan. Belum lagi aku sudah terlanjur mengajukan resign tanggal 28 Februari. Aku pun bingung aku harus melakukan apa selama menunggu CoE keluar yang tak jelas waktunya. Sempat beberapa kali aku mengusulkan pada suamiku agar aku bisa belajar bahasa inggris di Pare selama satu bulan sembari aku menunggu CoE. Tetapi berkali-kali suami bilang kalau CoE nya keluar saat aku di Pare bagaimana? Aku sebenernya juga tidak begitu ingin pergi ke Pare. Karena aku harus berpisah lebih lama lagi dengan suamiku. Tetapi di sisi lain aku merasa stress jika hanya berdiam diri di rumah berbulan-bulan. Alhamdulillah Allah sangat mengerti keadaanku. 27 Februari CoEnya sudah di tangan suami. Setiap saat aku selalu mengecek posisi keberadaan paket CoE melalui web. Alhamdulillah 3 Maret paketnya sudah tiba di Jakarta. Dan besoknya sudah tiba di kantor pos Bekasi. Karena aku tidak sabar, aku sampai datang langsung ke kantor pos Bekasi untuk mengambil langsung paketku. Ternyata paketnya sudah dikirimkan ke rumahku. Kemudian aku kembali ke rumah dan menunggu paket datang. Sebenarnya aku punya alasan, mengapa aku khawatir jika paketku datang terlambat. Aku sudah membeli tiket pesawat ke Tokyo tanggal 10 Maret. Waktu itu aku dan suamiku merencanakan untuk mengajukan visa wisata kembali. Namun setelah konfirmasi ke kantor imigrasi Sendai, aku tetap harus menunggu CoEnya jadi. Dan saat itu pun sedang ada promo tiket pesawat murah. Setelah paket CoE ku datang, langkah berikutnya adalah aku harus mengajukan visa khusus ke JVAC. Dan itu memakan waktu 5 hari kerja. Sayangnya kamis ini libur. Sehingga jika dihitung, paket akan tiba hari senin, lalu langsung mengajukan visa di hari yang sama, maka visa akan selesai senin berikutnya. Setelah aku menunggu di rumah paket itu pun datang. Ternyata tetap aku harus menjadwalkan ulang kepulanganku ke Jepang. Tadinya aku mengusulkan pada suamiku selasa depannya. Tapi katanya terlalu mepet dengan tanggal visa jadi. Khawatir visa belum keluar dan harus reschedule lagi. Setelah melihat-lihat harga tiket akhirnya aku membeli tiket baru tanggal 17 Maret. Dan tiket 10 Maret nya direfund. Karena jika dihitung akan lebih mahal reschedule dari pada refund. Di hari senin 4 maret itu, aku tak langsung mengajukan visa. Karena permasalahan tiket yang belum jelas. Aku mengurus refund dan membeli tiket baru. Sehingga besoknya aku baru mengurus visa dan dijanjikan akan selesai selasa berikutnya.
Selama hari-hari aku di rumah, aku menyibukkan diri. Aku berbelanja kebutuhan untuk stok di Jepang, bertemu teman-teman. Aku teringat pesan suamiku saat menenangkanku di masa-masa kesedihanku berpisah dengannya. Dia bilang nikmati saja masa-masa di Indonesia. Selagi bisa pulang, lakukan yang tidak bisa dilakukan di Jepang. Ya selama ini aku melakukannya. Aku menikmati hari-hari yang aku lalui sehingga aku tak bersedih lagi.
Jika Allah mengizinkan, aku akan pulang minggu ini. Tunggu aku suamiku sayang. Akhirnya penantian itu pun akan berakhir juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar