5 Juli 2019
Hari ini merupakan kunjungan ketiga kalinya ke dokter kandungan di klinik koga. Yang pertama, saat aku dan suami berkonsultasi dengan dokter mengenai keinginan kami memiliki anak dan dengan kendala periode haidku yang tidak beraturan. Saat itu dokter menyarankan untuk membeli termometer BBT untuk mengukur suhu tubuh basalku setiap pagi sebelum bangun dari tempat tidur. Dokter pun memeriksa kondisi rahim dan hormon dariku. Minggu depannya kami diminta kembali lagi ke dokter. Pada kunjungan kedua, dokter memeriksa hasil grafik dari suhu basalku yang belum ada tanda-tanda ovulasi. Beliau pun menjelaskan hasil cek darah dan hormon dari pemeriksaan sebelumnya. Semuanya normal. Tetapi dokter bilang bahwa jika kedepannya didalam grafik tidak terjadi ovulasi, ada kemungkinan aku terkena PCOS. Aku dan suami sempat khawatir dan segera browsing di internet untuk mendapatkan informasi lebih banyak lagi mengenai PCOS ini.
Sudah enam bulan lamanya setelah hari pernikahan kami. Aku pun telah melewati 4 kali masa subur (ya karena periode haid ku yang tidak beraturan). Pada masa subur yang pertama, aku dan suami sedang mempersiapkan barang-barang yang akan kami bawa ke Jepang. Kami pun sibuk menemui teman-teman kami sebelum berangkat. Saat tiba di Jepang pun sedang winter. Winter yang untuk pertama kalinya buatku. Sehingga kami tidak begitu mengoptimalkan ikhtiar kami. Aku pun tidak banyak pengetahuan tentang persiapan apa saja yang ternyata benar-benar harus diusahakan dari berbagai aspek. Pada masa subur kedua, aku harus kembali pulang ke Indonesia karena permasalahan visa dan CoE ku yang belum jadi. Sehingga kami harus kembali mengurungkan niat kami. Saat aku kembali ke Jepang, aku terlambat haid. Mungkin pengaruh LDM. Dan pada masa subur yang ketiga, kami benar-benar mengoptimalkan ikhtiar kami. Dengan memperhatikan tanggal-tanggal yang diprediksi ovulasi berdasarkan dari apps dengan memasukkan data periode haid waktu-waktu sebelumnya. Tetapi Allah berkehendak lain, kami masih belum diberi amanah itu. Aku bahkan telat haid hingga hampir dua bulan. Aku pun sempat putus asa. Terkadang merasa sedih saat melihat teman-temanku yang sudah lebih dahulu diberi padahal tanggal pernikahannya setelah aku.
Aku sempat intens menonton video ceramah dari ustadz-ustadz di youtube. Ada yang menyarakan mengkonsumsi habbatussauda, kurma dan lain-lain. Ada pula yang menyarankan agar memperbanyak istigfar agar doa-doa dapat diijabah. Karena barangkali dosa-dosa kita yang terlalu banyak menjadi penghalang dari terkabulnya doa-doa kita. Sejak saat itu, aku dan suami rutin makan kurma setiap pagi. Tak luput pula, aku memperbanyak istigfar setiap harinya. Setelah berhari-hari berlalu, aku memperhatikan grafik dari suhu basal yang konsisten tinggi lebih dari 18 hari. Menurut dari yang aku baca dari browsing di internet. ada kemungkinan hamil. Tetapi saat itu kondisiku sudah pasrah saja. Aku menerima apapun keputusan yang Allah beri. Jika Allah berkehendak aku belum diberi amanah itu, aku terima. Semakin mendekati hari kunjungan ke dokter yang ketiga, tubuhku mulai mengalami beberapa gejala seperti, aku merasa begitu lelah sekali padahal tidak begitu banyak aktivitas, payudara yang nyeri, perut bagian bawah nyeri, dan merasa mood yang naik turun bahkan beberapa kali menangis.
Saat hari kunjungan kami yang ketiga ke dokter, suster meminta grafik suhu basalku dan aku diminta memberikan urin. Aku tak ada bayangan sama sekali soal hasil dari grafiknya. Aku mengalihkan dengan mengobrol dengan suami karena menutupi rasa kekhawatiranku akan hasilnya. Kemudian saat aku dipanggil dokter, aku kembali diperiksa kondisi rahimnya oleh dokter. Dokter menyatakan aku hamil. Aku mengucap rasa syukur pada Allah. Alhamdulillah. Tetapi saat itu aku masih tak dapat mempercayai ucapan dokter. Apa aku benar-benar hamil? Dokter bilang usia kehamilanku sudah memasuki 5 minggu 5 hari. Aku masih saja terbengong-bengong karena tidak percaya. Bahkan saat perjalanan menuju ke rumah. Alhamdulillah ya Allah. Terima kasih karena telah mempercayakan kami amanah itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar