Apakah ta'aruf yang akan saya jalani kala itu akan terbatas dengan orang yang sebelumnya tak saya kenal?
Saya rasa tidak. Saat itu saya bisa saja menjalani proses ini dengan orang yang sebelumnya sudah saya kenal, karena esensinya adalah pada proses pengenalannya, bukan? Jika saya sudah mengenalnya sebelumnya, mungkin justru lebih baik. Kemudian tinggal melanjutkan tahapan pengenalan secara lebih mendalam dalam koridor yang lebih syar'i dan berorientasi pada pernikahan.
Banyak orang yang hanya membatasi proses ta'aruf hanyalah dengan orang yang tidak saling kenal sebelumnya atau hanya dengan cara bertukar biodata saja. Banyak orang yang mungkin memilih untuk mundur jika harus menjalani proses setiba-tiba itu. Mungkin itu wajar. Apalagi bagi mereka yang punya segudang kriteria dan keinginan akan seperti apa pasangan yang kelak akan menemaninya di sisa hidupnya, dan dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengenalnya. Namun, untuk saya pribadi, mungkin sedikit berbeda. Sedari awal memang sudah saya niatkan untuk menjemput jodoh dengan cara yang baik dan percaya sepenuhnya pada Allah. Itulah yang membuat kriteria saya kemudian tak muluk-muluk, dan sesuai standar minimal yang telah disebutkan rasulullah salallahualaihiwassalam, yakni karena agamanya. Umum bukan? Iya, memang. Tapi menurut saya itu pondasi utamanya sebelum melihat kecocokan lainnya dari segi fisik, keluarga, pendidikan, karakter kepribadiannya dan lainnya. Saya akan melihat itu saat proses nantinya. Saya percaya jika dari awal sudah diawali dengan niat yang baik, insyaAllah semua proses akan dimudahkan. Saya juga berusaha untuk tetap bisa menggunakan pertimbangan terbaik saya, bukan hanya mengikuti alur saja dan merasa sungkan jika tidak lanjut.
Saya rasa tidak. Saat itu saya bisa saja menjalani proses ini dengan orang yang sebelumnya sudah saya kenal, karena esensinya adalah pada proses pengenalannya, bukan? Jika saya sudah mengenalnya sebelumnya, mungkin justru lebih baik. Kemudian tinggal melanjutkan tahapan pengenalan secara lebih mendalam dalam koridor yang lebih syar'i dan berorientasi pada pernikahan.
Banyak orang yang hanya membatasi proses ta'aruf hanyalah dengan orang yang tidak saling kenal sebelumnya atau hanya dengan cara bertukar biodata saja. Banyak orang yang mungkin memilih untuk mundur jika harus menjalani proses setiba-tiba itu. Mungkin itu wajar. Apalagi bagi mereka yang punya segudang kriteria dan keinginan akan seperti apa pasangan yang kelak akan menemaninya di sisa hidupnya, dan dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengenalnya. Namun, untuk saya pribadi, mungkin sedikit berbeda. Sedari awal memang sudah saya niatkan untuk menjemput jodoh dengan cara yang baik dan percaya sepenuhnya pada Allah. Itulah yang membuat kriteria saya kemudian tak muluk-muluk, dan sesuai standar minimal yang telah disebutkan rasulullah salallahualaihiwassalam, yakni karena agamanya. Umum bukan? Iya, memang. Tapi menurut saya itu pondasi utamanya sebelum melihat kecocokan lainnya dari segi fisik, keluarga, pendidikan, karakter kepribadiannya dan lainnya. Saya akan melihat itu saat proses nantinya. Saya percaya jika dari awal sudah diawali dengan niat yang baik, insyaAllah semua proses akan dimudahkan. Saya juga berusaha untuk tetap bisa menggunakan pertimbangan terbaik saya, bukan hanya mengikuti alur saja dan merasa sungkan jika tidak lanjut.