Pages

Kamis, 30 Januari 2020

Menanti Kehadiranmu Dedek



Menanti 40 minggu lamanya bukanlah waktu yang sebentar. Bisa jadi tak terasa jika dinikmatinya. Alhamdulillah saat ini usia kehamilan ku sudah menginjak 35 minggu 4 hari. Kurang lebih 4 minggu lagi menuju hari perkiraan lahir itu. Aku ingin mengingat sejenak masa-masa selama 35 minggu kebelakang kemarin.

Kehadiran dedek bayi memang sangat dinanti-nanti oleh kami. Allah memberi amanah itu kira-kira 5 bulan setelah tanggal pernikahan kami. Setelah kami berikhtiar dan berdoa tanpa kenal letih. Begitu bahagianya aku dan suami saat itu. Bahkan aku tak menyangka saat dokter menyatakan aku positif hamil. 

Pada trimester pertama merupakan saat yang paling berat buat ku. Mual-mual, tak nafsu makan, dan keluhan-keluhan lainnya. Tetapi aku harus menikmati proses itu. Suami pun banyak membantu untuk menggantikan ku dalam memasak dan tugas ibu rumah tangga lainnya. Aku pun meminta dukungan dari keluarga ku. Untuk tetap bersabar dalam melalui proses ini.

Pada trimester kedua merupakan masa-masa yang paling menyenangkan. Karena rasa mual sudah lagi tak ada, nafsu makan bertambah, dan aku sudah merasa sangat nyaman dengan kehamilanku. Alhamdulillah aku dan suami juga sempat berjalan-jalan di Tokyo untuk sekedar berlibur. Sebelum suami ke Indonesia untuk conference. Bisa makan enak, jalan-jalan menjadi penghibur sekali di tengah kesibukan ku sebagai ibu rumah tangga. Tetapi aku pun mudah lelah karena aku yang sedang hamil. 

Masa yang paling menyedihkan saat aku dan suami harus berjarak sementara. Saat suami berada di Indonesia selama dua minggu. Aku yang biasanya tiap dua minggu harus kontrol rutin ke dokter kandungan pun harus ditemani orang lain, temanku. Masih ingat jelas setiap harinya pasti tak penah lepas dari tangis. Setiap malam video call dengan suami merupakan agenda wajib kami saat itu. Alhamdulillah dua minggu pun itu cepat berlalu dan suami kembali pulang. Saat trimester kedua pun merupakan saat dimana aku merasakan tendangan atau gerakan yang pertama kalinya dari dedek bayi. Tetapi saat itu aku bingung. Karena aku belum merasakan apa-apa. Bahkan sempat bertanya ke orang-orang, bagaimana rasanya bayi didalam perut itu bergerak. Dokter pun sering menanyakan aku apakah dedeknya sudah bergerak-gerak. Tetapi aku tak yakin gerakannya seperti apa. Hanya sesaat pernah merasa ada cendulan sedikit dari dalam perut. Dan tendangan pertama yang paling terasa saat itu adalah saat aku sedang tilawah sehabis shubuh. Aku merasakan gerakan yang begitu terasa dari dalam perut. Alhamdulillah. 

Saat suami di Indonesia, beberapa perlengkapan untuk dedek bayi dan lahiran sudah mulai dicicil untuk dibawa. Tetapi tetap ada yang kurang sehingga harus beli di sini. 
Waktu itu saat di rumah sakit, dokter bilang hasil tes darahku ada yang tidak normal. Karena ada kandungan Lea sehingga saat lahiran harus diberi suntikan. Aku dan suami juga sempat khawatir. Karena dokter menyampaikannya tidak begitu jelas dan lengkap, jadi kami mencari informasi sendiri. Tetapi alhamdulillah semua baik-baik saja. Aku pun sempat dinyatakan sakit infeksi saluran kemih. Kemudian dokter memberikan obat. 

Memasuki trimester ketiga adakah masa-masa yang paling mendebarkan. Aku ketakutan, merasa cemas dan khawatir saat persalinan nanti. Tadinya keluarga ku akan datang ke sini saat aku lahiran nanti. Tetapi tidak jadi karena tanteku sakit. Aku pun beberapa kali bertanya-tanya pada ibu-ibu yang orang Indonesia di sini yang pernah merasakan hamil di sini. Bertanya tips-tips saat lahiran. Aku pun disarankan untuk membaca buku panduan melahirkan dan merawat bayi. Belum lama ini aku dan suami pun diminta untuk menghadiri kelas parenting untuk persiapan persalinan dan merawat bayi nanti. Karena bahasa yang digunakan nihonggo, kami pun menggunakan google translate di setiap slide presentasinya. Alhamdulillah sangat membantu. Aku pun ada kelas child care. Belajar untuk menggendong bayi, memakaikan baju, mengganti popok dan lain-lain. Ohya saat ini pun aku sedang rutin menjalani yoga. Saat itu pernah satu kali mengikuti kelas yoga dari rumah sakit. Karena instrukturnya menggunakan nihonggo, aku hanya mengikuti gerakannya saja. Sangat tidak efektif. Berbayar pula. Akhirnya aku melakukan yoga sendiri di rumah dengan mengikuti video di youtube. Yoga mat pun sudah dipinjamkan dari teman suami. Harapannya dengan rajin yoga bisa memperlancar persalinan nanti. 

Alhamdulillah saat ini aku sudah lebih tenang tak sekhawatir dulu. Sudah mendapatkan informasi seputar kehamilan yang cukup. Namun saat ini, Karena berat badan dedek semakin bertambah, aku semakin sulit bergerak dan beberapa kali merasa sakit. Rasanya ingin cepat melahirkan saja. Tetapi suami berkali-kali bilang aku harus bersabar. Sudah 8 bulan aku menjalani ini dan hanya tinggal menunggu beberapa minggu lagi. Setiap tidur malam pun rasanya tak senyenyak dulu. Karena beberapa kali dedek menendang-nendang. Tetapi di setiap tendangan dan gerakan dedek aku sangat bersyukur dan bahagia. Karena aku juga mengkhawatirkan setiap dedek hanya diam saja di dalam perut. Aku dan suami pun rutin mengajak dedek berbicara setiap sehabis shubuh saat kami tilawah Qur'an. Dedek pun sangat antusias membalas percakapan kami. InshaAllah sebentar lagi ya dedek kita bertemu. Mudah-mudahan Hb ibu juga sudah kembali normal. Karena hasil tes darah kemarin menyatakan kalau aku mengalami anemia. Tetapi sudah diberi obat oleh dokter. Bismillah ya dedek. Kita sama-sama berjuang. Dedek berjuang cari jalan keluar dan ibu berjuang untuk mengeluarkan dedek ya. Mudah-mudahan dedek lahir di waktu yang tepat. Dedek sudah cukup umur, ada ayah yang menemani, dapet dokter perempuan, dan ibu pun sehat dan siap untuk persalinan. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar